Rabu, 11 Mei 2016

tari nelayan

Image result for tari nelayan


 
Berbagai keragaman seni dan budaya di Bali, salah satunya adalah dibidang seni tari, seperti
tari Nelayan
 yang sering dipestaskan dengan tujuan menghibur, biasanya pada saat ada acara resepsi pernikahan, ulang tahun dan tujuannya untuk menyemarakkan suasana. Tarian ini menggambarkan kehidupan seorang Nelayan dalam kehidupan kesehariannya dalam menangkap ikan, jelas tergambar dalam setiap gerakannya, banyak gerakan yang menggambarkan aktifitasnya seperti saat mendayung, menebar jala ikan, tertusuk duri ikan, dan berbagai gerakan seni tubuh dan lemah gemulai tangan penari.
 ini diciptakan pada tahum 1960 di desa Kedisan, Kabupaten Buleleng oleh I Ketut Merdana, sampai sekarang masih kita bisa nikmati hasil karya beliau. Tentu setiap gerakan seperti sebuah pantonim yang menirukan semua gerakan nelayan, sehingga penonton akan sangat mudah untuk mengerti. Tarian ini ditarikan oleh seorang laki-laki dan 2 orang perempuan dan bisa dipentaskan secara kelompok dengan iringan gong kebyar.






 
tari penyapu


Image result for tari penyapu sanggar gonk productionTari penyapu ini diangkat dari kebiasaan masyarakat desa yang membersihkan halaman rumahnya dengan menggunakan sapu yang terbuat dari pohon ranggas. Dengan menggabungkan beberapa gerakan khas daerah Bangka serta diiringi dengan dentingan dambus yang diharmonisasikan dengan beberapa unsur alat musik yang lain. karya tarian ini kami beri nama “ TARI PENYAPU” dari SANGGAR GONK PRODUCTION
TARI NGELIMBANG


Image result for TARI NGELIMBANG
Desa Air Madu yang hanya berjarak kurang lebih 40 Km dari Kota Manggar Kabupaten Belitung Timur menyimpan banyak kandungan Mineral, butiran biji timah, dan batu besi.Penduduk asli desa ini sebagian besar berkebun berbagai jenis tanaman Lada, Nanas,Umbi-umbian,Karet,Tanaman Rempah-rempah dan lain-lain.
Disamping berladang, menanam padi ditanah tanpa air seperti halnya sawah.Dengan dibukanya kembali lahan-lahan Kuasa Penambangan (KP) milik PT.Timah,Tbk dan Tambang Inkonvensional (TI) serta Tambang Konvensional (TK) baik yang dilakukan penduduk asli Desa Air Madu maupun pendatang suku jawa mengakibatkan penduduk setempat beralih aktivitas sebagai pemilik dan pekerja tambang timah setiap harinya, meskipun ada juga yang bekerja dipenambangan batu besi dan perkebunan kelapa sawit.
Namun bagi kebanyakan ibu-ibu Desa Air Madu saat sekarang lebih mengutamakan pekerjaan ngelimbang timah setiap paginya dibanding mengurus kebun lada mereka , karena harga jual masih rendah bila dibandingkan dengan harga perkilogram biji timah. Biasanya pagi hari Ibu-ibu ini sudah dilokasi penambangan, ini mereka lakukan untuk menambah penghasilan serta kebutuhan hidup sehari-hari.
Seperti yang dilakukan Hamita salah seorang ibu rumahtangga bersama suaminya ngelimbang timah dengan peralatan wajan (kuali) serta ember plastik, mereka sudah mendapatkan 2 sampai 3 kilogram biji timah perhari cuma perlu waktu beberapa jam tanpa harus susah payah beli mesin maupun minyak solar.
Dengan hanya bermodalkan fisik mereka siap memburu biji timah diantara gemeruh air dan pasir . jika harga timah berkisar antara Rp 74000 – Rp 84000 tergantung OC (ukuran kualitas biji timah ) berapa rupiah yang mereka peroleh setiap harinya dibandingkan mereka berkebun .
Lihat saja rumah-rumah penduduk desa air madu sekarang hampir semua kontruksinya pakai beton dan ubin-ubin keramik , tidak seperti dulu Cuma pakai kayu berdinding kulit kayu atapnyapun menggunakan daun sagu atau pohon nangak , belum lagi kendaraan mereka banyak yang sudah punya mobil serta hampir tiap-tiap rumah memiliki lebih darisatu kendaraan bermotor.
Mereka ngelimbang tidak hanya disatu lokasi bekas areal penambangan ,tetapi juga dibanyak kolong-kolong yang telah ditinggalkan pemilik tambang karena defositnya sudah menipis sedangkan biaya operasional lebih tinggi akibatnya ditinggalkan begitu saja tanpa memperdulikan kerusakan kawasan hutan.
Dalam pantauan wartawan Radar- Online disalah satu kawasan lokasi Kampung Timah milik salah seorang aparat kepolisian sedang beroperasi lima set mesin pompa buatan China dan satu peralatan berat Exavator yang siap digunakan untuk pengerukan permukaan areal hutan sampai kedalaman tertentu.
Menurut pekerja, dalam seminggu menghasilkan satu Ton biji timah itu kalau minim atau paling sial, pekerja sendiri diberi upah setiap kg hanya Rp7500,- dipotong uang makan Rp2500,- tinggal sisa Rp5000,- belum termasuk rokok ,jika dilihat berdasarkan penetapan upah minimum Kabupaten Kota diProvinsi Kepulauan Bangka-Belitung Tahun 2010 Zona II untuk pertambangan dan penggalian sebesar Rp1.172.500,- pertanyaannya apakah sudah sesuai bagi pekerja tambang tadi bila berdasarkan Upah Minimum Kabupaten (UMR)? jawabnya tentu sudah sesuai bahkan melebihi tergantung hasil biji timah yang diperoleh dalam setiap harinya.
Dengan maraknya dibisnis sektor tambang mengakibatkan bahan bakar solar terus diburu di Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Menurut Staff Administrasi SPBU setiap hari 10 Ton solar dengan harga perliter Rp4500,-,namun sekarang dalam seminggu khusus solar untuk dua hari dikurangi menjadi 5 ton,ini berlaku disemua SPBU yang ada di Kabupaten Belitung timur. Apakah cukup bagi pelaku tambang, pelaku bisnis alat berat, kendaraan pribadi serta bagi suplay nelayan melaut ? oleh karena Demand atau permintaan terus meningkat. Selamat berjuang kaum ibu…(Junras)
TARI SAMBUT
 
 
 
 
  Anda tentu pernah mendengar sekaligus juga menyaksikan tari dan music yang di gelar oleh masyarakat di suatu daerah pada saat menyambut datangnya tamu-tamu  yang di anggap istimewa oleh masyarakat daerah setempat…..
       Ya….kita mengenal Tari Gending Sriwijaya yang berasal dari sumatera selatan, Tari pasambahan dari sumatera barat dan tari persembahan dari propinsi Riau….
Kesemuanya itu memiliki cara dan karakteristik tersendiri berdasarkan adat istiadat yang berlaku di daerah masing-masing….Demikian halnya di Bangka Belitung khususnya di daerah kabupaten Bangka…..
Di kabupaten Bangka, Tari ini di kenal masyarakatnya dengan nama “Tari Sambut Sepintu Sedulang”
Jika di lihat dari idiom-idiom dan symbol-symbol yang tercermin, baik melalui gerakan Tarinya maupun alunan dan syair musiknya, Tari Sambut Sepintu Sedulang tidak hanya telah mewakili negeri sepintu sedulang namun juga dapat di jadikan sebagai ”cerminan adat istiadat masyarakat propinsi kepulauan bangkabelitung”……………

Semula Tari Sambut Sepintu Sedulang di ciptakan oleh seniman kelahiran pangkalpinang yang kini berusia 68 tahun yakni Mukhtar Accros untuk kepentingan gelar acara pernikahan Putri Bupati Bangka yang kala itu di jabat oleh djarap  , namun seiring berjalannya waktu, inspirasi Muchtar Acros bersama seniman lainnya,diantaranya Parlind Hutagalung, Murmahudi serta budayawan Samsi dan Almarhumah Ermanila Hamid, kala itu pun berkembang……

Di dasari oleh pemikiran bahwa masyarakat Bangka adalah masyarakat yang berbudaya, tari sambut sepintu sedulang yang mencerminkan adat istiadat masyarakat Bangka yang ramah tamah, sopan santun,  gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap siapa saja, khususnya  tamu  istimewa yang datang berkunjung ke negeri sepintu sedulang semakin di paten kan dan di perkenalkan kepada masyarakat luas termasuk sering kali di tampilkan pada saat menyambut tetamu agung Mulai dari Presiden,menteri dan tamu tamu yang di anggap istimewa lainnya baik yang berasal dari luar maupun dari dalam daerah.

Tidak hanya itu. Tari Sambut sepintu sedulang juga di perkenalkan hingga ke negeri sriwijaya Palembang sumatera selatan, Tepat  pada tanggal 10 juli  tahun 1985, saat sumatera selatan masih berkuasa atas pulau Timah ini, Tari Sambut sepintu sedulang di persiapkan untuk mengikuti even seni ke tingkat propinsi sumatera selatan di Palembang yang di gelar pada tanggal 20 juli 1985…..

Dan sejak itulah , masyarakat baik di dalam maupun di luar daerah bangka semakin mengenal tari sambut sepintu sedulang sebagai tari tradisi penyambutan tetamu agung yang ada di kabupaten Bangka, bahkan saat ini hampir seluruh komunitas seni yang ada khususnya di pulau Bangka mempelajari dan menampilkan tari sambut sepintu sedulang ketika mereka di percayakan menyambut tamu agung yang datang melalui upacara penyambutan di bandara depati amir pangkalpinang maupun di tempat-tempat lainnya….

      Tari sambut sepintu sedulang, setiap ragam gerak dan syair musiknya masing-masing memiliki arti tersendiri, seperti yang di jelaskan Sang Koreografer Muchtar Accros…..di awali dari gerak silat yang di lakukan oleh 2 hingga 4 orang dengan bersenjatakan tombak atau menggunakan parang merupakan bentuk kesigapan dan tanggung jawab masyarakat Bangka yang akan selalu melindungi, memberi rasa aman kepada siapa saja yang datang berkunjung ke pulau Bangka,sedangkan dalam gerak tarinya yang gemulai namun tegas mencerminkan keanggunan dan keramah tamahan gadis-gadis Bangka serta kegagahan pemuda-pemuda bangka sebagai wujud penghormatan kepada para tamu yang datang berkunjung kepulau Bangka,tidak hanya idiom-idiom tersebut, sejumlah symbol-simbol adat istiadat dan tradisi yang berlaku di tengah masyarakat Bangka  pun di tampilkan dalam ragam gerak  tari sambut sepintu sedulang maupun property serta busana yang di tampilkan diantaranya persembahan sekapur sirih yang di letakkan di kedalam tepak, tabur kembang rampai dan beras kunyit yang di letakkan di dalam bokor yang di bawa oleh penari wanita yang berkostum pengantin paksian berwarna merah dan ungu serta tudung dulang dan paying lilin yang di bawa oleh penari pria yang berkostum telok balanga, sebagai wujud penghormatan masyarakat Bangka yang senantiasa akan selalu memberikan yang terbaik kepada para tamu yang datang berkunjung……

Sementara itu pencipta lagu berjudul sepintu sedulang yang merupakan lagu pengiring tari sambut sepintu sedulang Parlind Hutagalung mengaku proses penciptaan lagu tersebut  sedikit di rasakan lebih sulit di bandingkan karya cipta lagu yang lainnya yang pernah ia ciptakan, hal itu di karenakan harus terlebih dahulu menyesuaikan dengan gerak tarinya sehingga tercipta keharmonisan dan singkronisasi antara syair lagu dan gerak tarinya, namun berkat kerja keras dan ketelitian para seniman dan budayawan yang terlibat dalam proses penggarapan mahakarya tersebut, syair dan nada lagu sepintu sedulang yang di ciptakannya mampu menghadirkan suasana  sakral dan penuh ke agungan pada saat tari sambut sepintu sedulang di tampilkan....

Jika di lihat dari gerak maupun ketika mendengar tabuhan gendang dan gesekan  biola serta accordion yang mendayu namun  tegas, music pengiring tari sambut sepintu sedulang sangat dekat dengan nuansa music tradisional Bangka Belitung yakni music dambus,unsur pola gendang Bangka anak enduk yang saling bersahutan satu sama lainnya sangat terasa dalam komposisi percusinya yang terdiri dari gendang Bangka,gong,tamborin serta 2 buah kenong, hal itu juga selaras dengan langkah gerak tari sambut sepintu sedulang yang syarat dengan unsur langka gerak tari dincak dambus…..

Penata music tari sambut sepintu sedulang seorang seniman sekaligus juga abdi Negara yang kini duduk di pemerintahan sebagai kepala bagian administrasi sumber daya alam skretariat daerah kabupaten bangka Murmahudi,spdi menjelaskan dalam proses penataan baik tari maupun musiknya, unsur kedaerahan dan kearifan local yang ada di pulau Bangka memang di kedepankan,selain sebagai bentuk penghargaan kepada nenenk moyang terdahulu yang telah mewariskan mahakarya yang luar biasa, hal ini sekaligus bertujuan untuk menyampaikan pesan, nilai-nilai edukasi melalui karya seni tari tersebut, kepada siapa saja khususnya para generasi yang melihat dan menyaksikan maupun yang mempelajari, menarikan serta mementaskan tarian itu, adapun nilai edukasi yang di maksud yakni “tradisi budaya,adat istiadat merupakan cerminan dari masyarakat pemiliknya, untuk itu sewajarnya ia di tempatkan di posisi yang mulia bagi siapa saja yang merasa memilikinya”.

Hal ini sekaligus juga mengingatkan kita semua akan pesan yang di sampaikan oleh bapak pendiri bangsa Indonesia sang Proklamator Soekarno yang dengan tegas mengatakan “Bangsa Indonesia jangan sekali-sekali melupakan sejarah” karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai karya massa lalu”

Demikian pula yang di harapkan para pelaku sejarah terciptanya tari sambut sepintu sedulang baik penata tari muchtar accros, pencipta lagu parlind hutagalung dan penata music Murmahudi serta budayawan Samsi dan almarhumah Ermanila Hamid bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam mahakarya tari sambut sepintu sedulang tidak lantas di tinggalkan maupun di ubah keasliannya oleh generasi massa kini, melainkan senantiasa di pertahankan dan di jadi kan suatu kebanggaan sebagai salah satu cerminan jati diri karakteristik negeri sepintu sedulang dan negeri serumpun sebalai pada umumnya….

                           cintai negerimu kenali budayamu

                                  
TARI PEDANG


Image result for TARI PEDANG BANGKA BELITUNGTari Pedang Mualang suku Dayak Mualang Kalimantan Barat adalah sebuah tarian tunggal tradisional yang di sajikan di masa kini untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional, seperti Gawai Dayak (pesta panen padi), Gawai Belaki Bini (pesta pernikahan) dan lain-lain.

Tari ini lebih menekankan pada Gerakan aktraktif menggunakan pedang dalam menyerang maupun menangkis serangan lawan demikian juga menjadikan pedang sebagai objek yang di mainkan baik di kepala maupun di bahu serta keahlian melakukan putaran pedang.

Di masa lalunya, tari Pedang Mualang di lakukan oleh para kesatria sebagai motivasi mendatangkan semangat perang sebelum turun melakukan ekspedisi Mengayau. Hal ini di maksudkan untuk memperkuat keyakinan mereka bahwa mereka harus menang dalam melawan serangan maupun dalam menyerang lawannya.

Tari ini diiringi oleh tebah tradional yang disebut "tebah Undup Banyur " tetapi ada kalanya dilakukan dengan Tebah Undup Biasa. kini Tarian Pedang Mualang, mulai terancam punah karena tidak banyak lagi tua -" tua yang menurunkan tarian ini kepada generasi mudanya. Salah seorang generasi tua yang masih dapat memperagakan tari ini yaitu: bapak Mundus atau Apai Mundus dari Kampung Merbang, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat.
TARI GESIK

Image result for TARI GRESIK 
Selain bersih-bersih, Para Pelajar tersebut juga menyiapkan umbul-umbul serta berbaris sambil memegang bendera merah putih, di pinggir jalan, depan Gedung sekolah SDN 3 Gesik.
Pantauan CT, Ratusan siswa menunggu dengan antusias untuk menyambut kedatangan Presiden.
Dikatakan Rosi (11), salah satu siswa yang turut menyambut kedatangan presiden, dirinya mengaku senang karena bisa melihat Jokowi secara langsung.
“Ingin melihat presiden Jokowi, saya dan temen-temen berbaris di sini dari pukul 09.00, sampai sekarang,” ujarnya.
Menurut Yusuf, Spd., (46) selaku Guru di SDN 3 Gesik, mengatakan seluruh persiapan ini sebagai bentuk penghormatan kepada Jokowi, selaku presiden republik Indonesia.
“Sebenarnya kegiatan bersih-bersih lingkungan sudah dilaksanakan sejak kemarin, tapi untuk memaksimalkannya, hari ini juga anak-anak melaksanakan kebersihan lagi,” jelasnya kepada CT, Kamis (14/01). (Putri Murni)

TARI NGANGGONG
 
Image result for TARI NGANGGUNG 
 
Sebagai  bagian dari rentang dan rumpun tanah Melayu, Pangkalpinang memiliki beragam adat istiadat dan budaya. Keanekaragaman etnis dari berbagai nusantara membentuk budaya yang unik dan menarik, serta kesenian tradisional yang terus berkembang pesat.
Nganggung, merupakan tradisi gotong royong masyarakat Kota Pangkalpinang dengan membawa makanan lengkap di atas dulang kuningan yang ditutup dengan tudung saji. Tiap pintu rumah (keluarga) membawa satu dulang yang terbuat dari Kuningan, berisi makanan sesuai dengan status dan kemampuan keluarga tersebut.
Tradisi Nganggung sering juga disebut dengan adat Sepintu Sedulang. Tradisi ini biasanya dilakukan pada upacara upacara keagamaan, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, Mauludan, Nisfu Sya’ban, dan pada kegiatan  Muharam.
Kegiatan Nganggung biasanya dilakukan di Masjid dan di Kota Pangkalpinang sering dilaksanakan Nganggung Akbar di Rumah Dinas Walikota setelah dilaksanakan pawai Taaruf.